Senin, 16 Mei 2016

Resensi Novel "Sengsara Membawa Nikmat" karya Tulis Sutan Sakti



RESENSI NOVEL
SENGSARA MEMBAWA NIKMAT
Oleh: Asri Dyarti




1. Identitas Buku
  • Pengarang                   : Tulis Sutan Sakti
  • Judul                           : Sengsara Membawa Nikmat
  • Tahun Terbit                : 2010
  • Cetakan                      : 20
  • Tempat Terbit              : Jakarta
  • Penerbit                      : PT. Balai Pustaka

2. Kepengarangan
            Tulis Sutan Sakti dilahirkan di Bukit Tinggi, Padang, pada tahun 1898. Semasa hidupnya, ia pernah menjadi seorang guru. Kemampuan mengarangnya kian terasah ketika ia menjadi salah satu redaktur di penerbitan yang ketika itu milik Belanda, Balai Pustaka. Tulis sutan Sakti meninggal pada masa pendudukan Jepang. Tepatnya di tahun 1942.
            Selain menulis karangan asli, Tulis Sutan Sakti juga banyak menulis karya saduran. Ia menulis roman dan syair. Beberapa karyanya yang asli berbentuk roman antara lain, Sengsara Membawa Nikmat (1928), Tidak Tahu Membalas Guna (1932), Tak Disangka (1932), dan Memutuskan Pertalian (1932). Sedangkan karya-karya sadurannya dalam bentuk syair adalah Siti Marhumah yang Saleh (saduan dari cerita Hasanah yang Saleh), Syair Rosina (saduran tentang hal yang sebenarnya terjadi di Betawi pada abad lampau), dan Sabai nan Aluih (saduran dari sebuah kaba Minangkabau dalam bentuk prosa beriman).

3. Gambaran Umum Isi Novel
Novel ini adalah salah satu novel lama yang tetap menarik untuk dibaca di masa kini. Novel ini menceritakan kisah tentang kehidupan tokoh utamanya yang bernama Midun. Midun yang berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja lalu mengalami banyak kesulitan hidup. Namun setelah kesulitan-kesulitan Midun itu berhasil ia lalui, kehidupan Midun berubah menjadi lebih baik. Novel ini juga menceritakan kisah cinta Midun dengan kekasihnya yang bernama Halimah.
Novel ini ditulis dengan bahasa kesustraan pada masa itu. Dalam novel ini banyak terdapat peribahasa. Namun pembaca tidak perlu khawatir, karena makna dari peribahasa terseut dijelaskan oleh pengarang dengan menggunakan catatan kaki. Membaca novel ini juga membuat kita mengetahui tentang adat Minangkabau dan kehidupan masyarakat pada masa itu. Ada banyak pelajaran berharga yang dapat kita petik dari membaca novel ini.

4. Keunggulan dan Kelemahan Novel
Novel ini memiliki banyak keunggulan, diantaranya penggunaan gaya bahasa yang sangat khas, menggunakan peribahasa-peribahasa yang dapat memperkaya pengetahuan kita tentang peribahasa, memiliki bentuk yang menarik. Namun, kertas yang digunakan tidak berwarna putih.
             
           



Tidak ada komentar:

Posting Komentar